Penanganan Covid-19 di Maluku Utara Tuai Pujian
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (Gugus Tugas Nasional) Doni Monardo mengapresiasi langkah-langkah dan upaya Pemerintah Provinsi Maluku Utara dalam penanganan covid-19 dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.
“Kami bangga dengan Maluku Utara. Kerja keras dari seluruh komponen masyarakat bisa memberikan suatu hal yang sangat positif,” kata Doni dalam kunjungan kerja di Ternate, Maluku Utara. Doni mengatakan adanya peningkatan angka covid-19 yang muncul di Maluku Utara adalah dari faktor kesadaran dan kesungguhan warga melakukan pemeriksaan secara masif.
Sehingga, hasil dari pemeriksaan dapat segera ditindak lanjuti dengan penanganan sesuai kriteria tingkat kerawanannya. “Kalau toh tadi kita dengar ada hampir seribu masyarakat yang terpapar covid-19, ini karena kesungguhan untuk melakukan testing,” ujar Doni.
Doni menjelaskan kendati angka penambahan kasus masih ada, Maluku Utara dapat menekan angka kematian hingga di bawah rata-rata nasional. “Angka kematian relatif kecil dibanding rata-rata nasional,” sebut Doni.
Ihwal, kehadiran Doni bersama Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, Komisi VIII dan IX DPR, serta sejumlah jajaran lainnya di Provinsi Maluku Utara, adalah sesuai arahan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo untuk mengetahui kondisi di lapangan, sehingga kemudian dapat mengambil tindakan sesuai kebutuhan di tiap-tiap wilayah tersebut.
“Kehadiran kami adalah atas arahan Bapak Presiden Joko Widodo untuk melakukan berbagai langkah upaya agar kita semua dapat melakukan pengendalian covid-19 ini dengan baik,” jelas Doni. Presiden Joko Widodo juga menitip pesan bahwa penanganan covid-19 tidak mungkin hanya berpangku tangan dengan menunggu sampai ditemukannya vaksin penangkal virus.
Oleh sebab itu, Doni mengajak kepada seluruh komponen untuk dapat beradaptasi hidup dengan Covid-19. “Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus segara beradaptasi dengan kondisi (pandemi) COVID-19 seperti ini,” terang Doni.
Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan bahwa covid-19 adalah ‘malaikat pencabut nyawa’, khususnya bagi mereka yang termasuk dalam kelompok rentan dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid. “Covid-19 ini adalah malaikat pencabut nyawa, bagi mereka yang rentan dari segi usia dan memiliki komorbiditas,” kata Doni.
Sebagaimana data yang diperoleh Doni, angka kematian tertinggi pasien covid-19 adalah mereka yang berusia lanjut dan menderita hipertensi, diabetes, jantung, kanker, ginjal, dan beberapa penyakit bawaan lainnya. Sehingga penting bagi seluruh komponen agar saling mengingatkan kepada mereka yang memiliki komorbid untuk selalu menerapkan protokol kesehatan.
“Sebanyak 95% mereka yang wafat ini memiliki penyakit penyerta,” lanjut Doni. Dalam hal ini, Doni juga menyoroti bahwa menerapkan protokol kesehatan masih belum maksimal dilakukan masyarakat, terutama menjaga jarak atau physical distancing di tempat kerumunan.
Oleh karena itu, kampanye untuk protokol kesehatan harus sesering mungkin dilakukan. “Jaga jarak mudah diucapkan, tetapi sangat sulit dilaksanakan,” papar Doni. Melihat dinamika yang ada di Maluku Utara, Doni optimistis penanganan covid-19 dapat membuahkan hasil yang lebih baik apabila dilakukan melalui metode pentaheliks berbasis kearifan lokal.
“Maluku Utara kita lihat ada suatu kesungguhan yang sangat baik sekali untuk melakukan upaya mitigasi. Kami berharap kolaborasi pentaheliks berbasis kearifan lokal,” ujar Doni. Dalam kesempatan tersebut, Doni juga mengutip bahasa lokal “Jaga Torang Pe Diri, Jaga Torang Pe Keluarga, Jaga Torang Pe Daerah”, sebagai semangat dalam bersatu menangani covid-19.
Pada sela-sela kunjungan kerja di Ambon, Gugus Tugas Nasional juga memberikan bantuan untuk penguatan percepatan penanganan covid-19 di Provinsi Maluku Utara.
Penyerahan tersebut dilakukan secara simbolis oleh Ketua Gugus Tugas Nasional Doni Monardo kepada Gubernur Maluku, Murad Ismail.
Adapun sejumlah bantuan tersebut meliputi; monitor pasien 1 unit, ventilator 3 set, humidifier 2 unit, masker non inflasif 2 unit, rapid test antigen (SD biosensor) 5.000 pcs, reagen PCR 1.536 tes, RNA 1.500 tes dan VTM + Swab 1.500 tes. Kemudian alat rapid tes 1000 tes, masker KN 95 1.000 lembar, masker bedah 210.000 lembar dan masker kain 45.000 lembar. Usai melakukan kunjungan kerja di Ternate, Ketua Gugus Tugas Nasional beserta rombongan bergegas menuju Bandara Sultan Babullah untuk kemudian bertolak menuju Manokwari.
–
Sumber: Media Indonesia