Bersama HARITA, Desa Kawasi Terang
Desa Terang! Itulah kata yang bisa menggambarkan
keadaan Desa Kawasi setelah Program Listrik HARITA Nickel sukses menyala Rabu 6
Febuari 2019 lalu. HARITA Nickel yang terdiri dari PT Trimegah Bangun Persada
dan PT Megah Surya Pertiwi melihat listrik desa sebagai kebutuhan dasar dalam
pengembangan infrastruktur desa untuk menuju kesejahteraan desa.
Program listrik desa adalah program bantuan dan
pemberdayaan masyarakat dalam bentuk penyediaan genset, subsidi solar dan
pemasangan beserta edukasi penggunaan meteran system token untuk operasional
penerangan listrik desa; program pun juga termasuk pelatihan beberapa
masyarakat untuk bisa menjadi operator dan mekanik, memberikan kesempatan kerja
bagi beberapa masyarakat desa.
Di saat dimintai keterangan, Alexander Lieman,
Chief Deputy Head Exrel dan CSR HARITA Nickel berkomentar, “Kami di Harita
percaya kalau program pengembangan desa tidak bisa hanya dalam bentuk
sumbangan. Kita harus bisa mengedepankan aspek pelatihan dan keberlanjutan.
Karena pada ujungnya masyarakatlah yang harus diberdayakan dan mengambil alih
dalam mengelola dan menjaga penerangan ini. Masyarakat bersama HARITA akan
menjaga terang ini untuk kemajuan desa.”
Di dalam program ini masyarakatpun diajak
berpartisipasi dalam menjaga dan menjaga operasional genset bersama ini. Sistim
subsidi silang diimplementasikan juga di masyarakat. Dimana masyarakat dengan
penghasilan tinggi dan bisnis yang stabil berkontribusi untuk masyarakat yang
masih butuh bantuan.
“Dari pihak perusahaan kita pastikan juga
memberi subsidi yang adil di kalangan masyarakat. Rumah-rumah dengan kapasitas
450 Watt akan mendapat subsidi 100%, rumah dengan 900 Watt mendapat subsidi 50%
dan rumah dengan 1300 Watt akan mendapat subsidi sebesar 25% (tidak termasuk
bisnis),” pertegas Alexander.
Sejak tahun 2013 Harita grup telah melakukan
kegiatan pertambangan. Selama kegiatan pertambangan perusahaan bekerja juga
untuk membantu memenuhi kebutuhan dan mendukung perkembangan desa. Perhatian
pertama yang diberikan oleh perusahaan yakni memfasilitasi listrik bagi
penduduk desa. Sejak awal program listrik ini, perusahaan tercatat telah
memberikan lima mesin generator listrik (genset) dengan rincian : 150 Kva, 200
Kva, 2 unit 250 Kva dan 500 kva. Kelima mesin tersebut berakhir dengan ditarik
kembali ke perusahaan untuk dilakukan perbaikan.
Ada beragam faktor tentang bagaimana mesin genset yang
seharusnya dapat bertahan lama menjadi cepat rusak. Pertama mesin genset
kelebihan beban pemakaian; kelebihan beban sangat memberatkan kinerja mesin
sehingga harus dilakukan perbaikan. Hal ini terjadi akibat bertambahnya
penduduk dan bertumbuhnya kebutuhan pemakaian listrik desa. Dalam asumsi bila
terdapat 300 rumah dengan kapasitas yang telah ditentukan maka mesin genset
dengan kapasitas 500 kVa dapat bertahan apabila dikelola dengan baik.
Kedua, terdapat sambungan liar yang melebihi
kapasitas sehingga kerja mesin dua kali lipat dari normal. Hal ini dapat
dicegah dengan melakukan penertiban, namun pada saat kejadian kerusakan
terakhir terdapat indikasi kompromi diantara pengelola dengan pelanggan
listrik.
“Untuk mencegah kerusakan yang berlanjut karena
ketidak disiplinan beberapa unsur masyarakat, maka kami mengimplementasikan
system meteran token. Terlebih lagi dengan system token, masyarakat juga diajak
berpartisipasi menjaga operasional genset. Secara tidak langsung juga mendidik
masyarakat dalam kebiasaan membayar iuran dan bergotong royong untuk
mengkedepankan desa”, tegas Malakias Martono, Site Manager CSR Harita Group
saat dimintai keterangan.
Pergantian meter token itu sendiri sempat
mendapatkan penolakan keras dari tokoh masyarakat, tokoh pemikir dan tokoh
adat. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan pengukuhan komitmen perusahaan
untuk tetap memberikan manfaat yang berkelanjutan maka perlahan tapi pasti
masyarakat mengikuti nasihat yang disarankan dengan mengganti meter biasa
dengan meter token.
CSR selaku wakil dari perusahaan untuk warga akan
melakukan pendampingan sehingga system pembelian pulsa listrik menjadi bukan
hal yang harus ditakuti namun akan menjadi hal yang biasa layaknya aktivitas
pembelian biasa.
CSR harita grup menyadari bahwa listrik
merupakan komponen dasar dalam kehidupan masa kini. Terutama bagi
generasi-generasi penerus di desa Kawasi yang masih sangat membutuhkan waktu
belajar pasca jam sekolah.
“Dengan terang maka, anak-anak kita dapat
belajar dan orang tua seperti kami dapat mengawasi sambil melakukan aktivitas
rumah lainnya”, ujar salah seorang warga.