Diabaikan Pemerintah, Warga Ternate Swadaya Bangun Jalan Evakuasi
Tandaseru — Warga RT 01/RW 02 lingkungan Totalo, Kelurahan Dufa-Dufa, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Maluku Utara, secara swadaya membangun satu ruas jalan.
Jalan penghubung antara lingkungan Totalo-Ake Sako itu dibangun, karena dianggap penting. Terutama untuk akses jalur evakuasi bila terjadi bencana erupsi maupun lahar dingin dari Gunung Gamalama.
Sarfun Basri (46 tahun) warga setempat menyebutkan, jalan tersebut adalah satu-satunya jalur evakuasi.
Sebenarnya, usulan agar Pemerintah Kota Ternate membangun jalan ini, kata Safrun, sudah berulang kali dilakukan warga terutama saat Musrenbang tingkat kelurahan.
Bahkan, warga sudah menanti pembangunan jalan ini sejak 20 tahun lalu. Alhasil, 5 kali pergantian lurah penantian itu tak kunjung terealisasi.
“Akhirnya warga secara swadaya patungan. Alhamdulillah di 3 tahun kemarin jalan ini akhirnya bisa dibuka,” cetus Safrun, Rabu (24/5).
Selain dari patungan warga, dana yang dipakai dalam proyek swadaya ini, lanjut dia, juga diperoleh dari sumbangan perkumpulan orang Sumatera yang bermukim di lingkungan setempat.
Bukan cuma jalan, proyek swadaya ini juga membangun 1 unit jembatan dan 1 unit deker.
“Ini semua mandiri tanpa ada bantuan sepeser pun dari pemerintah,” tegasnya.
Ia pun menyesalkan, kurangnya perhatian pemerintah terhadap kebutuhan yang paling mendasar bagi masyarakatnya ini. Sebab, jangankan membangun, turun ke lokasi saja tidak pernah.
Proyek jalan yang dibangun secara swadaya oleh warga Dufa-Dufa, Ternate.(Istimewa)
Selain dari patungan warga, dana yang dipakai dalam proyek swadaya ini, lanjut dia, juga diperoleh dari sumbangan perkumpulan orang Sumatera yang bermukim di lingkungan setempat.
Bukan cuma jalan, proyek swadaya ini juga membangun 1 unit jembatan dan 1 unit deker.
“Ini semua mandiri tanpa ada bantuan sepeser pun dari pemerintah,” tegasnya.
Ia pun menyesalkan, kurangnya perhatian pemerintah terhadap kebutuhan yang paling mendasar bagi masyarakatnya ini. Sebab, jangankan membangun, turun ke lokasi saja tidak pernah.
Sarfun dan warga Totalo yang berada di Dufa-Dufa bagian barat pun merasa seperti dianak-tirikan oleh pemerintah yang lebih banyak membangun di Dufa-Dufa bagian timur.
“Lingkungan yang ada di Dufa-Dufa barat masih sangat luas dan sangat membutuhkan pembangunan dari segi infrastruktur jalan,” kata dia.
Terpisah, Lurah Dufa-Dufa Ilham Hamid saat ditemui di kantornya, Kamis (25/5) mengaku belum mengetahui adanya pembangunan jalan secara swadaya oleh warganya ini.
“Informasi seperti itu harus disampaikan oleh RT, tapi yang terjadi di lapangan itu banyak RT yang sudah tidak aktif lagi,” tutur Ilham.
lIham bilang, untuk saat ini pemerintah kelurahan pun tidak memiliki anggaran sehingga tidak dapat berbuat banyak.
“Anggaran DPK itu belum cair sampai sekarang. Makanya, kita mau berbuat kita mau ambil uang dari mana?,” ungkap dia mengakhiri.
Sumber: Tanda Seru