KLHK Giat Tanam Mangrove dan Pulihkan Ekonomi Dampak Corona di Maluku Utara

0

Wabah pandemi COVID-19 benar-benar berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, tak terkecuali di Maluku Utara (Malut). Menurut Berita Resmi Statitistik No. 64/08/Th.XXIII, 5 Agustus 2020, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2018 hingga 2020 relatif menurun, hingga triwulan II 2020 tercatat minus 5,32 persen. 

Salah satu dampak tersebut adalah adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap jutaan tenaga kerja swasta dan lesunya beberapa sektor usaha. 

Dalam rangka penanganan dampak COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyelenggarakan program nasional padat karya tunai (cash for work) berupa penanaman mangrove seluas 15.000 ha di 34 provinsi termasuk Malut. 

Menanam Mangrove dan serap 666 jiwa kelompok tani

Malut mendapat alokasi kegiatan padat karya tersebut seluas 119 ha, tersebar 6 kabupaten/kota, dengan prediksi menyerap tenaga kerja sebanyak 666 jiwa dari 29 kelompok tani dan komunitas, dengan total menyerap 10.066 Hari Orang Kerja (HOK).

Perlu diketahui, Malut yang merupakan provinsi dengan karakater Daerah Aliran Sungai (DAS) Kepulauan yang mana, tercatat ada 3.568 DAS. Menurut data Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung (BPDASHL) Ake Malamo, Malut memiliki potensi mangrove seluas 41.228,7 ha yang tersebar di sepuluh kabupaten/kota. 

Menurut Dra. Asih Yunani, Kepala BPDASHL Ake Malamo, Padat Karya Penanaman Mangrove merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat terdampak PHK/pandemik dan atau berpenghasilan rendah, bersifat produktif berupa penanaman mangrove dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal untuk menambah pendapatan dan meningkatkan daya beli masyarakat. 

Katanya, pelibatan masyarakat dalam kegiatan padat karya penanaman mangrove meliputi penyediaan bibit, distribusi dan penanaman bibit. Sesuai kondisi eksisting mangrove Maluku Utara, lanjutnya, pola penanaman mangrove tersebut antara lain pola intensif, pengkayaan dan rumpun berjarak. 

Selain itu, sebagai pendukung kegiatan, di beberapa lokasi penanaman mangrove juga dibuatkan pemecah ombak sederhana dan perlindungan tanaman.

Sumber: Kumparan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *